Menentukan Kiblat Ketika KRI Banda Aceh 539 Berlayar

Solat adalah kewajiban tiap seorang muslim dalam keadaan apapun juga. Nah, termasuk di KRI Banda Aceh 593 yang kami tumpangi, terdapat sebuah kabin yang sudah diubah fungsinya menjadi musholla. Tempatnya tidak terlalu luas dengan ukuran kira kira 2x4 meter.

Kabin tersebut tidak jauh dari akses keluar masuk penumpang, biasanya kami menyebutnya pos penjagaan. Hanya saja tempat wudhunya terpisah. Kami bisa wudhu dimana saja. Misalkan di wastafel, ditempat shower, ataupun di kamar mandi yang terdapat kran air.

Musholla di KRI BAC 593 tidak terlalu besar. Kapasitasnya jika digunakan maksimal hanya menampung antara enam sampai dengan delapan orang saja. Didalam Musholla kebtulan terdapat sebuah bufet kecil yang ditempatkan di pojok, untuk menyimpan beberapa kitab suci Al-Quran.

Karena selama perjalanan ke Sorong dari Makassar membutuhkan waktu selama tiga hari 12 jam, maka saya selalu menjama qashar solat saya. Beberapa ada yang seperti saya, tapi ada juga yang normal lima waktu seperti hari hari biasanya.

Saat KRI BAC berhenti, akan sangat mudah untuk menentukan kiblat dengan menggunakan apps smartphone. Namun saat tidak ada sinyal, otomatis smartphone tidak bisa berbuat banyak kecuali hanya sebagai tempat menulis draft tulisan atau menghibur diri dengan bermain game.

Nah, ketika KRI BAC berlayar, menentukan kiblat pun cukup mudah, KRI tidak terlalu banyak bermanuver, konstan mengikuti jalur perjalanan. Sehingga posisi KRI tetap berlayar kearah Timur. Dalam posisi demikian kita bisa menentukan kiblat berdasarkan magnet yang digantung didekat lampu penerangan. 

Pada awalnya saya juga belum mengerti, namun setelah bertanya pada peserta lain, barulah saya menyadari bahwa sudah ada kompas sederhana yang bisa menunjukkan kemana arah kami menundukkan wajah.

Belum ada Komentar untuk "Menentukan Kiblat Ketika KRI Banda Aceh 539 Berlayar"

Posting Komentar

thanks for sharing

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel